Breaking News

Mafia Solar Beraksi Tengah Malam di Dermaga Aertembaga, Truk Tangki Resmi Diduga Suplai BBM Gelap


BITUNG, krimsustimes.web.id— Dugaan perdagangan gelap solar kembali terkuak di Laut Bitung. menemukan sebuah truk tangki bertuliskan KOPKAR PATRA – Transportir BBM Non Subsidi berada di atas kapal SARANAUTAMA JAYA yang bersandar di Dermaga Aertembaga. Kamis malam (14/8/2025)

Kejadian berlangsung sekitar pukul 23.30 WITA di dermaga milik pengusaha lokal berinisial Ko Boy. Truk berlabel “UN 1202 GAS OIL” tersebut diduga mengangkut solar untuk diperdagangkan secara ilegal. Aktivitas bongkar muat dilakukan secara senyap, tanpa petugas berseragam maupun papan informasi resmi. Kondisi kapal terlihat memprihatinkan: cat terkelupas, penerangan seadanya, dan aktivitas yang jauh dari prosedur distribusi BBM yang sah.

Modus Lama, Jaringan Luas                                Hasil penelusuran mengungkap pola lama yang kerap digunakan mafia solar: bahan bakar disedot dari sumber tertentu, dialihkan ke truk tangki resmi untuk mengaburkan asal-usul, lalu diangkut kapal kecil menuju titik distribusi ilegal. Dari sana, BBM dijual ke pasar gelap dengan harga berkali lipat.

“Mainnya selalu malam, di dermaga yang jarang diperiksa. Barang keluar tanpa dokumen lengkap, dan jarang kena razia,” ujar salah satu sumber di pelabuhan.

Padahal, BPH Migas mewajibkan setiap distribusi BBM — baik subsidi maupun non-subsidi — berada di bawah pengawasan ketat dari terminal hingga pengguna akhir.

Pengawasan Lemah, Mafia Kian Kuat        Pengamat hukum Sulawesi Utara, Allan Berty Lumempouw, SH, menilai lemahnya pengawasan dan penegakan hukum menjadi penyebab sulitnya pemberantasan jaringan mafia solar.

“Ini bukan sekadar kerugian negara, tapi juga ancaman terhadap ketahanan energi. Mereka punya modal besar, jaringan luas, dan kerap mendapat pelindung dari dalam,” tegas Allan.

Tuntutan PubliPublikkHingga berita ini diterbitkan, pihak Kepolisian, Syahbandar Aertembaga, dan Pertamina belum memberikan tanggapan resmi. Sementara itu, warganet di media sosial mendesak aparat menindak tegas semua pelaku, termasuk aktor besar di balik layar, bukan hanya operator lapangan.

Fenomena di Dermaga Aertembaga ini mencerminkan persoalan nasional. Data BPH Migas mencatat kebocoran distribusi BBM subsidi di Indonesia mencapai ratusan ribu kiloliter per tahun, dengan potensi kerugian negara hingga triliunan rupiah.

Selama mafia solar memiliki akses dan perlindungan, kebijakan penghematan energi dikhawatirkan hanya menjadi slogan tanpa makna.

© Copyright 2022 - KRIMSUS TIMES