Krimsustimes.web.id
Bitung, 22 Juli 2025 — Di tengah berbagai tantangan, sosok Kopda Reinhard Paraisu, Babinsa Kelurahan Sagrat weru dua, Kecamatan Matuari Kota Bitung, membuktikan bahwa semangat pengabdian tak pernah padam, meski fisik tak lagi sempurna.
Kopda Reinhard bukanlah Babinsa biasa. Ia adalah prajurit TNI yang pernah mengalami luka berat akibat kontak tembak dengan kelompok separatis Gerakan Aceh Merdeka (GAM) pada tahun 2005 saat bertugas di Aceh. Insiden tersebut mengakibatkan amputasi pada salah satu kakinya, menjadikannya sebagai penyandang disabilitas.
Namun, kondisi itu tidak mematahkan semangat pengabdiannya kepada negara dan rakyat. Hingga hari ini, dengan keterbatasan fisik, Kopda Reinhard tetap aktif menjalankan tugas sebagai Babinsa, hadir dalam setiap kegiatan masyarakat, dari pengawasan penyaluran bantuan pangan, gotong royong kebersihan lingkungan, hingga mendampingi petani di lahan pertanian.
Dalam berbagai dokumentasi, Kopda Reinhard tampak berdiri tegap bersama warga, ikut membersihkan lingkungan, bahkan turun langsung ke kebun tomat milik petani. Ia juga kerap duduk berdiskusi santai bersama warga untuk mendengar aspirasi dan kebutuhan mereka.
Kisah hidup dan dedikasi Kopda Reinhard menyentuh hati banyak orang. Banyak warga yang merasa kagum dan tersentuh dengan semangat juangnya.
“Pak Babinsa adalah contoh nyata pejuang sejati. Meski kakinya diamputasi, beliau tetap turun ke lapangan tanpa pernah mengeluh. Ini bukan hanya tugas, tapi panggilan hati,” ungkap Pak Lamudin, tokoh masyarakat setempat.
“Saya terharu melihat semangatnya. Fisiknya mungkin terbatas, tapi semangat dan ketulusannya luar biasa. Kami merasa sangat dihargai dengan kehadiran beliau,” tambah Ibu Sari, seorang warga sekaligus petani.
Lurah Kelurahan Sagrat weru dua Andry Loho S.sos turut memberikan apresiasi atas kiprah Babinsa tersebut.
“Pak Reinhard adalah sosok inspiratif. Kami sangat bangga dan berterima kasih atas dedikasi luar biasa beliau dalam mendampingi warga,” ujar Andry Loho Lurah Sagrat weru dua
Kopda Reinhard Paraisu menjadi teladan bahwa keterbatasan fisik bukanlah penghalang untuk terus mengabdi. Dengan semangat pantang menyerah, ia menunjukkan bahwa sejatinya seorang prajurit tidak pernah pensiun dari tugas kemanusiaan dan pengabdian.


Social Header
Label
Categories